Kamis, 27 Oktober 2011

HUBUNGAN ANTARA JENIS SUMBER INFORMASI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL PRA- NIKAH DI SMAN 4 KENDARI


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masa remaja menunjukkan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batas umur berkisar antara 10-20 tahun ketika pertumbuhan jasmani hampir selesai. Dalam masa ini, perilaku seksual juga ikut mewarnai kehidupan para remaja. Adapun yang dimaksud dengan perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis (Arifin, 2003).
Dua puluh tahun lalu, hanya 1,2% – 9,6% setuju hubungan seks sebelum menikah. Sepuluh tahun kemudian angka itu naik menjadi di atas 10%. Lima tahun kemudian angka ini naik menjadi 17% setuju. Bahkan ada remaja sebanyak 12,2% yang setuju free sex. Dan ternyata remaja yang berdomisili di kota cenderung berpotensi besar untuk melakukan seks bebas (Tito, 2001)
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Indonesia Reproductive Right and Health Monitoring and Advocacy (IRRMA) di 5 Propinsi di Sumatera (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Lampung dan Bengkulu) terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku seksual remaja tahun 2007, dari 1.450 remaja yang menjadi responden, sebanyak 78,95% remaja tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksual. Dari 1.450 responden, sebanyak 22,36% pernah melakukan hubungan seksual sejak usia 16 tahun untuk remaja perempuan dan 17 tahun untuk remaja laki-laki. Dari remaja yang telah aktif melakukan hubungan seksual, sebanyak 19,70% melakukannya dengan pelacur dan 79,30% dengan pacar. Sebagian besar 86,87% dari mereka yang telah melakukan seksual aktif tidak memiliki pengetahuan sedikitpun tentang kesehatan reproduksi, sedangkan selebihnya, pengetahuannya hanya sepotong-sepotong yang mereka peroleh dari teman atau melalui media (Annisa, 2007).
Perilaku remaja seringkali dijadikan acuan terhadap adanya perubahan yang menyangkut norma-norma dan budaya masyarakat. Termasuk pula ketika orang mulai menyoroti masalah yang paling berkaitan dengan eksistensi manusia sebagai mahluk yang selalu berkembang (generatif) yaitu masalah seksualitas. Sudah sedemikian banyak penelitian baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang menyimpulkan bahwa perilaku seks remaja kita sudah semakin permisif (salah satu contohnya, baseline survey oleh UI-1996). Tingginya tingkat kehamilan di luar nikah yang berhubungan secara positif dengan tindakan aborsi menjadi bukti yang sulit dibantah (Pratiwi, 2006).
World Health Organization (WHO) memperkirakan diseluruh dunia terjadi 20 juta kejadian aborsi yang tidak aman, dimana 95% terjadi dinegara-negara berkembang. Angka kematian yang disebabkan aborsi yang tidak aman ini adalah 15-20%. Di Asia Tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya, dimana 75.000 – 1,5 juta terjadi di Indonesia (Soetjiningsih, 2006).
Perilaku seksual pra-nikah pada remaja ini tentu saja pada akhirnya dapat mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan remaja itu sendiri, diantaranya semakin tingginya angka kehamilan yang tidak diinginkan kematian akibat aborsi. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan perilaku seksual berisiko lainnya (Soetjiningsih, 2006).
Hampir semua orang dapat merasakan dampak teknologi komunikasi. Gaya hidup, selera, nilai-nilai, norma, dan banyak aspek kepribadian manusia ikut dibentuk oleh televisi (TV), radio, majalah, dan pesan-pesan yang disampaikan lewat berbagai sarana. Sikap manusia terbentuk dan berubah oleh dampak modernisasi komunikasi dan pada gilirannya sikap itu sendiri berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan sosial.
Iskandar cit Rokhmawati (2007) mengemukakan bahwa informasi global (paparan media audio-visual) yang semakin mudah diakses justru memancing anak dan remaja untuk mengadaptasi kebiasaan-kebiasaan tidak sehat. Pada akhirnya secara kumulatif kebiasaan-kebiasaan tersebut akan mempercepat usia awal seksual aktif serta menghantarkan mereka pada kebiasaan berperilaku seksual yang berisiko tinggi, karena kebanyakan remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas (Admin, 2010).
Di tengah tidak tersedianya sumber informasi yang akurat dan benar tentang seks dan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), untuk memuaskan keingintahuan mereka, para remaja justru mencari akses dan eksplorasi diri lewat berbagai cara dan media. Ada yang lewat buku, majalah, film, obrolan dengan teman, atau lewat internet. Namun, sumber informasi yang mereka pilih dapat memberikan substansi yang salah dan menyesatkan. Buku, majalah, film, dan internet yang mereka akses cenderung bermuatan pornografi, bukan pendidikan seks. Remaja pun kemudian berubah, dari semula seorang yang mencari tahu apa itu seks, menjadi penikmat seks di media yang diaksesnya (Amrandazmind, 2007).
Menurut Brown, eksploitasi seksual dalam video klip, majalah, televisi dan film-film ternyata mendorong para remaja untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan di usia muda. Dengan melihat tampilan atau tayangan seks di media, para remaja itu beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan seksual dari media cenderung melakukan seks pada usia 14 hingga 16 tahun 2,2 kali lebih tinggi daripada remaja lain yang lebih sedikit melihat eksploitasi seks dari media (Putri, 2009).
Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu (Azwar, 2008).
Penulis memilih sumber informasi sebagai variabel independen dan sikap remaja tentang perilaku seksual sebagai variabel dependen karena sikap seseorang dipengaruhi oleh media massa sebagai sumber informasi. SMAN 4 Kendari sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan lokasi yang berada di pusat kota memungkinkan para siswa untuk lebih mudah mengakses banyak informasi.
Hasil wawancara terbuka dengan 6 siswa yang dilakukan di kantin sekolah SMAN 4 Kendari, lima siswa berpendapat bahwa informasi seksual yang didapatkan dari internet sangat berdampak buruk terhadap perilaku remaja kerena informasi yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan usia remaja sehingga remaja terdorong untuk mencoba hal-hal yang seharusnya belum dilakukan oleh usia remaja.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah yaitu : “Apakah ada hubungan antara sumber informasi dengan sikap remaja tentang perilaku seksual pra- nikah di SMAN 4 kendari tahun 2010?”
C.   Tujuan Penelitian
1.  Tujuan Umum
      Mengetahui hubungan antara sumber informasi dengan sikap remaja tentang perilaku seksual pra- nikah di SMAN 4 Kendari tahun 2010.
2.  Tujuan Khusus
a.         Untuk mengetahui sumber informasi yang paling banyak diakses oleh remaja di SMAN 4 kendari tahun 2010.
b.         Untuk mengetahui sikap remaja tentang perilaku seksual pra- nikah di SMAN 4 Kendari tahun 2010.
c.          antara sumber informasi dengan sikap remaja tentang perilaku seksual pra- nikah di SMAN 4 Kendari tahun 2010.
d.        Untuk mengetahui keeratan hubungan antara sumber informasi dengan sikap remaja tentang perilaku seksual pra- nikah di SMAN 4 Kendari tahun 2010.
D.   Manfaat Penelitian
1.    Manfaat Ilmiah
           Penelitian ini diharapkan kelak dapat menjadi informasi dan bahan bacaan bagi masyarakat dan peneliti berikutnya mengenai sumber informasi dengan sikap remaja tentang perilaku seksual pra- nikah di SMAN 4 Kendari Tahun 2010.
2.    Manfaat Operasional
      Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi instansi terkait khususnya di wilayah kerja SMAN 4 Kendari.
3.    Manfaat Praktis
      Penelitian ini dapat memperluas wawasan dan pengetahuan tentang hubungan antara sumber informasi dengan sikap remaja tentang perilaku seksual pra- nikah di SMAN 4 Kendari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar